Tinjauan Pustaka
a.
Menurut
Suma’mur P.K.(1996)
Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang
berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh.
b. Menurut A.M. Sugeng
Budiono, dkk.(2000)
Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif.Istilah
kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu
kegiatan.
c. Menurut Eko
Nurmianto (2003)
Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja
dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan
memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot
secara statispun (static muscular loading)
jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri
otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang
bersifat berulang (repetitive).
d. Menurut Sritomo
Wignjosoebroto(2003)
Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan
sebagai proses menurunnya efisiensi, performance
kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus
melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.
e. Menurut Cameron
(1973)
Kelelahan kerja merupakan kriteria yang
kompleks yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi
dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah,
penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja.
Kontraksi otot rangka yang lama dan kuat, dimana
proses metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supply energi yang
dibutuhkan serta membuang sisa metabolisme, khususnya asam laktat. Jika asam
laktat yang banyak dari persediaan ATP terkumpul, otot akan kehilangan
kemampuannya. Terbatasnya aliran darah pada otot ketika berkontraksi, otot
menekan pembuluh darah dan membawa oksigen sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan
(Gempur Santoso, 2004).
Konsep kelelahan dewasa ini, sesudah dilakukan
percobaan-percobaan yang luas terhadap manusia dan hewan, menyatakan bahwa
keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran
yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh 2 sistem antagonistik, yaitu
sistem menghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat pada thalamus yang
mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk
mengantuk. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formation retikularis yang
dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan
dalam tubuh kearah bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lain-lain (Depkes RI,
2003 ).
Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat
tergantung kepada hasil kerja diantara 2 sistem antagonis dimaksud.Apabila
sistem penghambat lebih kuat seseorang dalam keadaan kelelahan. Sebaliknya
manakala sistem aktivitas lebih kuat maka seseorang dalam keadaan segar untuk
bekerja (Depkes RI, 2003 ).
a) Berdasarkan Waktu
Terjadinya
Berdasarkan waktu terjadinya kelelahan,
maka kelelahan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Kelelahan Akut
Kelelahan akut
adalah kelelahan yang terjadi dengan cepat yang pada umumnya disebabkan oleh
kerja suatu organ atau seluruh tubuh yang berlebihan.
2) Kelelahan Kronis
Kelelahan kronis
adalah kelelahan yang terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari dan
berkepanjangan (Grandjean dan Kogi, 1971).
Kelelahan kronis merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari dalam jangka waktu
yang lama dan kadang-kadang terjadi sebelum melakukan pekerjaan, seperti
perasaan kebencian yang bersumber dari terganggunya emosi.Selain itu timbulnya
keluhan psikosomatis seperti meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum,
meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala, perasaan pusing,
sulit tidur, masalah pencernaan, detak jantung yang tidak normal, dan lain-lain
(AM.Sugeng Budiono, 2003).
Gejala yang nampak jelas akibat kelelahan
kronis antara lain :
a) Meningkatnya emosi
dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran atau asosial terhadap
orang lain.
b) Munculnya sikap
apatis terhadap orang lain.
c) Depresi berat, dan
lain-lain.
b) Berdasarkan Penyebab
Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya
kelelahan, maka kelelahan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Kelelahan Fisiologis
Kelelahan fisiologis
adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor fisik ditempat kerja antara lain
oleh suhu dan kebisingan (Singleton, 1972). Dari segi fisiologis, tubuh manusia
dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar dan member out put
berupa tenaga yang berguna untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kerja
fisik yang continue dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik, misal :
penerangan, kebisingan, panas, dan suhu.
2) Kelelahan Psikologis
Kelelahan psikologis
adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikologis (Singleton, 1972).
Kelelahan psikologis terjadi oleh adanya pengaruh diluar diri berupa tingkah
laku atau perbuatan alam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti : suasana kerja,
interaksi dengan sesama pekerja maupun dengan atasan.
c) Berdasarkan Proses
Terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya kelelahan,
maka kelelahan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Kelelahan Otot
Kelelahan otot
adalah suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibat kontraksi yang
berulang.Kontraksi otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang
disebut dengan kelelahan otot.Otot yang lelah menunjukkan kurangnya kekuatan,
bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot
menjadi bergetar.
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2000) gejala kelelahan otot
dapat terlihat dan tampak dari luar (external signs). Dalam beberapa
pekerjaan, kelelahan otot ditandai dengan :
a)
Menurunnya ketinggian beban yang mampu
diangkat.
b)
Merendahnya kontraksi dan relaksasi.
c)
Interval antara stimulusdan awal kontraksi menjadi lebih lama.
Menurut
Anies (2002) dalam upaya menghadapi kelelahan otot dapat dilakukan beberapa
cara yaitu :
a)
Seleksi yang baik yaitu dipilih tenaga kerja
yang berkondisi prima.
b)
Pengaturan jadwal dan istirahat.
c)
Ruang istirahat dimaksudkan agar tenaga kerja
tidak beristirahat disembarang tempat.
2) Kelelahan Umum
Kelelahan umum
adalah suatu perasaan yang menyebabkan yang disertai adanya penurunan kesiagaan
dan kelambanan pada setiap aktivitas. Perasaan adanya kelelahan secara umum
dapat ditandai dengan berbagai kondisi antara lain :
a) Lelah pada organ
penglihatan.
b) Mengantuk
c) Stress menyebabkan
pikiran tegang.
d) Rasa malas bekerja.
e) Menurunnya motivasi
kerja yang diakibatkan oleh kelelahan fisik dan psikis.
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2000) jenis kelelahan umum
adalah :
a) Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya mata.
b) Kelelahan seluruh tubuh, karena beban fisik bagi seluruh organ
tubuh.
c) Kelelahan mental, karena pekerjaan yang bersifat mental dan
intelektual.
d) Kelelahan syaraf, karena terlalu tertekannya sistem psikomotorik.
e) Kelelahan kronis, karena terjadi kelelahan dalam waktu panjang.
f) Kelelahan siklus hidup, bagian dari irama hidup siang dan malam.
Di
samping kelelahan otot dan kelelahan umum, Grandjean (1988) juga mengklasifikasikan
kelelahan kedalam 7 bagian yaitu :
1)
Kelelahan visual, yaitu meningkatnya kelelahan mata.
2)
Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban
fisik yang berlebihan.
3)
Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh
pekerjaan mental atau intelektual.
4)
Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh
tekanan berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
5) Pekerjaan
yang bersifat monoton.
6) Kelelahan
kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka panjang.
7) Kelelahan
sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan memulai periode tidur yang
baru.
a. Menurut Siswanto
(1991)
Menurut Siswanto
(1991) faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan :
1)
Pengorganisasian kerja yang tidak
menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik
yang tidak serasi dengan pekerjaan.
2)
Faktor Psikologis, misalnya rasa
tanggungjawab dan khawatir yang berlebihan, serta konflik yang kronis atau menahun.
3)
Lingkungan kerja yang tidak menjamin
kenyamanan kerja serta tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan
pekerja.
4)
Status kesehatan dan status gizi.
5)
Monoton yaitu pekerjaan atau lingkungan
kerja yang membosankan.
b. Menurut Grandjean
(1995)
Menurut Grandjean(1995)
penyebab terjadinya kelelahan kerja antara lain sebagai berikut :
1) Intensitas dan lama
kerja mental dan fisik.
2) Lingkungan yaitu
iklim, penerangan, kebisingan, getaran, dan lain-lain.
3) Circadian
rhytm
atau jam biologis yaitu jam tidur digunakan untuk kerja.
4) Problem fisik yaitu
berupa tanggung jawab, kekhawatiran konflik.
5) Kenyerian dan kondisi
kesehatan, tidak fit sehingga cepat lelah.
6) Nutrisi, yaitu
apabila nutrisi pekerja kurang maka akan cepat mengalami kelelahan.
Kelelahan fisik disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
1) Kebiasan
makan atau tidur tidak teratur.
2) Ketidakseimbangan
pada tingkat-tingkat elektrolit darah misalnya sodium, potasium, dan
mineral-mineral lainnya.
3) Bertempat
tinggal atau bekerja pada daerah yang panas dan lembab.
4)
Anemia
5) Pengaruh
pilek dan flu yang berlarut-larut.
6) Penyakit-penyakit
penyebab infeksi yang luput dari perhatian, seperti monokleosis atau virus
Epstein-Barr.
7) Beberapa gangguan endokrin,
seperti kelenjar tiroid yang gagal berfungsi sebagaimana mestinya atau gangguan
neurologis.
Kelelahan emosional disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Burnout yaitu merusak diri sendiri
dengan bekerja terlalu keras.
2) Perubahan
yang dihadapkan pada krisis kehidupan yang besar atau keputusan hidup yang
sulit seperti perceraian atau ancaman pensiun.
3) Kejenuhan
karena hidup terasa monoton atau hilangnya kegairahan dalam rutinitas
sehari-hari.
4)
Depresi
a. Menurut Gilmer
(1966) dan Cameron (1973)
Gilmer (1966) dan Cameron (1973) menyebutkan
bahwa gejala-gejala kelelahan adalah sebagai berikut :
1) Gejala yang Mungkin
Berakibat pada Pekerjaan
Gejala kelelahan
kerja yang mungkin berakibat pada pekerjaan, seperti :
a) Penurunan kesiagaan
dan perhatian.
b) Penurunan dan
hambatan persepsi.
c) Cara berpikir atau perbuatan
anti sosial.
d) Tidak cocok dengan
lingkungan.
e) Depresi
f) Kurang tenaga
g) Kehilangan inisiatif
2) Gejala Umum yang Sering
Menyertai Gejala diatas
Gejala kelelahan
kerja bisa disertai dengan gejala-gejela umum, seperti :
a) Sakit kepala
b) Vertigo
c) Gangguan fungsi paru
dan jantung.
d) Kehilangan nafsu
makan.
e) Gangguan pencernaan
b.
Menurut
A.M. Sugeng Budiono, dkk., (2000)
A.M.
Sugeng Budiono, dkk.,(2000) mempunyai gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue
symptoms) secara subyektif dan obyektif antara lain :
1)
Perasaan lesu, ngantuk, dan pusing.
2)
Kurang mampu berkonsentrasi.
3)
Berkurangnya tingkat kewaspadaan.
4)
Persepsi yang buruk dan lambat.
5)
Berkurangnya gairah untuk bekerja.
6)
Menurunnya kinerja jasmani dan rohani.
Beberapa
gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efektivitas kerja
fisik dan mental.Sejumlah gejala tersebut manifestasinya timbul berupa keluhan
oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja.
c.
Menurut
Suma’mur P.K. (1996)
Suma’mur
P.K. (1996) membuat suatu daftar gejala yang ada hubungannya dengan kelelahan
yaitu :
1)
Gejala yang Menunjukkan Pelemahan Kegiatan
Gejala kelelahan kerja yang menunjukkan
pelemahan kegiatan, seperti :
a)
Perasaan berat dikepala.
b)
Menjadi lelah seluruh badan.
c)
Kaki merasa berat.
d)
Menguap
e)
Merasa kacau pikiran.
f) Menjadi mengantuk
g) Merasakan beban pada mata.
h) Kaku dan canggung dalam gerakan.
i) Tidak seimbang dalam berdiri.
j) Mau berbaring
2) Gejala yang Menunjukkan Pelemahan Motivasi
Gejala kelelahan kerja yang menunjukkan pelemahan motivasi,
seperti :
a) Merasa susah berpikir.
b) Lelah bicara
c) Menjadi gugup
d) Tidak dapat berkonsentrasi.
e) Tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu.
f) Cenderung untuk lupa.
g) Kurang kepercayaan
h) Cemas terhadap sesuatu.
i) Tidak dapat mengontrol sikap.
j) Tidak dapat tekun dalam pekerjaan.
3) Gambaran Kelelahan Fisik Akibat Keadaan Umum
Gejala
kelelahan fisik akibat keadaan umum dapat berupa :
a) Sakit kepala
b) Kekakuan dibahu
c) Merasa nyeri dipunggung.
d) Merasa pernafasan tertekan.
e) Haus
f) Suara serak
g) Merasa pening
h) Spasme dari kelopak
mata.
i) Tremor pada anggota badan.
j) Merasa kurang sehat.
a. Menurut Heru
Setiarto (2002)
Kelelahan kerja
merupakan komponen fisik dan psikis.Kerja fisik yang melibatkan kecepatan
tangan dan fungsi mata serta memerlukan konsentrasi terus menerus dapat
menyebabkan kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan untuk bekerja
yang disebabkan faktor psikis sehingga menyebabkan timbulnya perasaan lelah.
b. Menurut Suma’mur PK
(1999)
Kelelahan kerja
dapat mengakibatkan penurunan kewaspadaan, konsentrasi dan ketelitian sehingga
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
c. Menurut AM. Sugeng
Budiono (2003)
Kelelahan kerja
dapat mengakibatkan penurunan produktivitas.Jadi kelelahan kerja dapat
berakibat menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan
sukar berfikir, penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja, menurunnya
efisiensi dan kegiatan-kegiatan fisik dan mental yang pada akhirnya menyebabkan
kecelakan kerja dan terjadi penurunan poduktivitas kerja.
a. Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya,
penerangan memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dihadapi, maupun
pengaturan udara yang adekuat, bebas dari kebisingan, getaran, serta ketidaknyamanan.
b. Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan
istirahat untuk makan.
c. Kesehatan umum dijaga dan dimonitor.
d. Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan
jenis pekerjaan dan beban kerja.
e. Beban kerja berat tidak berlangsung terlalu
lama.
f. Tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin
dengan tempat kerja, kalau perlu bagi tenaga kerja dengan tempat tinggal jauh
diusahakan transportasi dari perusahaan.
g. Pembinaan mental secara teratur dan berkala
dalam rangka stabilitas kerja dan kehidupannya.
h. Disediakaan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi
dan istirahat dilaksankan secara baik.
i. Cuti dan liburan diselenggarakan
sebaik-baiknya.
j. Diberikan perhatian khusus pada kelompok
tertentu seperti tenaga kerja beda usia, wanita hamil dan menyusui, tenaga
kerja dengan kerja gilir di malam hari, tenaga baru pindahan .
k. Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol,
narkoba dan obat berbahaya.
Deteksi atau
penilaian kelelahan kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a. Kualitas dan kuantitas
hasil kerja
Kuantitas hasil kerja dapat dilihat pada
prestasi kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi persatuan
waktu.Sedangkan kualitas kerja diperoleh dengan menilai kualitas pekerjaan
seperti, jumlah yang ditolak, kesalahan, kerusakan material, dan lain-lain.
b. Pencatat perasaan
subyektif kelelahan kerja, yaitu dengan cara kuesioner alat ukur perasaan
kelelahan kerja (KAUPKK).
c. Pengukuran gelombang
listrik pada otak dengan Electroenchepalography (EEG).
d. Uji mental, pada
metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk
menguji ketelitian dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bourdon
wiersman test merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menguji
kecepatan, ketelitian, dan konsentrasi.
e. Uji psikomotor
(Psycomotor test) dapat dilakukan dengan cara melibatkan funsi persepsi,
interprestasi dan reaksi motor dengan menggunakan alat digital reaction timer
dan flicker fussion.
Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana
atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Waktu
reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada saat
kesadaran atau dilaksanakan kegiatan tertentu. Rangsang yang digunakan pada
alat ini berupa cahaya dan suara. Satuan waktu reaksi adalah milidetik.
Pada saat pemakaian alat,
perlu diperhatikan agar hasil lebih akurat :
1)
Pemberian rangsang tidak
kontinyu.
2)
Jarak maksimal sumber
rangsang dengan subyek yang diperiksa maksimum 0,5 m.
3)
Konsentrasi subyek hanya
pada sumber rangsang dan tidak boleh melihat operator.
4)
Waktu reaksi yang
digunakan dapat keduanya atau hanya salah satu yaitu suara atau cahaya saja.
Kriteria :
1)
Normal : waktu reaksi 150,0
– 240,0 milidetik
2)
Kelelahan Kerja Ringan : waktu reaksi 240,0 < x < 410,0
milidetik
3)
Kelelahan kerja Sedang : waktu reaksi 410,0 ≤ x < 580,0 milidetik
4)
Kelelahan Kerja Berat : waktu reaksi ≥ 580,0 milidetik
Keterangan : x adalah
hasil pengukuran dengan Reaction Timer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar